Banyak dari warganet Malaysia yang setuju dengan pendapat Fadil. Namun, ada juga warganet yang tak mempersoalkan hal tersebut.
PROHABA.CO, KUALA LUMPUR – Kuesioner atau angket dari sebuah sekolah di Negeri Jiran yang mempertanyakan kepada siswa tentang seberapa sering ayah mereka melaksanakan shalat viral di Malaysia.
Angket itu muncul di media sosial baru-baru ini.
Pengunggahnya adalah aktivis dan mantan guru Malaysia, Mohd Fadli Mohamed Salleh di Facebook pada Jumat (16/8/2024).
Ia mengungkapkan ketidaksetujuan terhadap salah satu sekolah di Malaysia yang mengirimkan angket kepada siswa dengan menanyakan seberapa sering ayah mereka melaksanakan shalat dalam Islam.
Dikutip dari Kompas.com, Fadil beranggapan bahwa angket seperti itu seharusnya tidak dibuat karena dapat menyebabkan fitnah atau merendahkan martabat seseorang.
Terlampir dalam unggahan tersebut adalah foto angket, yang meminta para siswa untuk memilih “Tidak Pernah”, “Jarang”, atau “Selalu” dari tujuh pernyataan, yakni: Ayah saya melaksanakan shalat Subuh
Ayah saya melaksanakan shalat Zuhur
Ayah saya melaksanakan shalat Ashar
Ayah saya melaksanakan shalat Magrib
Ayah saya melaksanakan shalat Isya
Ayah saya melaksanakan shalat di masjid/mushalla
Ayah saya melaksanakan shalat berjamaah
Fadil tidak menyebutkan nama sekolah yang membagikan angket tersebut.
Seperti dilansir World of Buzz pada Senin (19/8/2024), ia mengaku angket tersebut dibagikan oleh salah satu temannya di Facebook.
Fadil mendapat konfirmasi dari temannya bahwa angket itu diberikan kepada siswa untuk diisi dan siswa akan menjawab sesuai dengan pengetahuan mereka.
Karena itu, ia beranggapan, jika murid tidak melihat sang ayah melaksanakan shalat karena mereka tidak bersama pada saat itu, hal ini dapat menimbulkan fitnah karena murid akan menjawab bahwa ayah mereka tidak melaksanakan shalat.
Fadli mengatakan, angket tersebut lebih banyak mudarat daripada manfaatnya.
Aktivis ini lebih lanjut mempertanyakan alasan di balik angket tersebut.
“Apakah para ayah yang tidak melaksanakan shalat akan dipanggil ke sekolah sehingga para guru dapat memberikan ceramah kepada mereka?
Apakah hasilnya akan diumumkan dalam rapat sekolah?” tanyanya.