InfoSAWIT, PEKANBARU – Dalam upaya meningkatkan kualitas dan daya saing produk kelapa sawit, Dinas Perkebunan Provinsi Riau memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) bagi petani sawit swadaya di wilayah Indragiri Hulu. Dukungan ini diresmikan melalui surat balasan yang dikirimkan kepada Asosiasi Petani Sawit Swadaya Indragiri (APSSI) pada pertengahan bulan lalu.
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Defris Hadmaja mengungkapkan, apresiasinya terhadap inisiatif APSSI dalam mengajukan permohonan sertifikasi ISPO dan RSPO. Menurutnya, langkah ini sejalan dengan visi Pemerintah Provinsi Riau yang tertuang dalam Peraturan Gubernur Riau No. 9 Tahun 2020 dan Peraturan Gubernur Riau No. 77 Tahun 2020, yang menitikberatkan pada pentingnya pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan.
“Dukungan ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing petani, meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan, serta meningkatkan kesejahteraan petani kelapa sawit swadaya,” jelas Defris dalam keterangannya kepada InfoSAWIT, Selasa (27/8/2024). Sertifikasi ISPO dan RSPO merupakan dua standar utama dalam industri kelapa sawit yang bertujuan untuk memastikan praktik perkebunan kelapa sawit yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
BACA JUGA: DBH Sawit di Rejang Lebong untuk Pendataan Perkebunan dan Pembangunan Jalan Usaha Tani
Sertifikasi ISPO dan RSPO tidak hanya penting dalam menjaga kelestarian lingkungan, tetapi juga berperan besar dalam memastikan keberlanjutan sumber daya alam untuk generasi mendatang. Dengan adanya dukungan dari pemerintah daerah, diharapkan semakin banyak petani sawit swadaya yang mampu memenuhi standar tersebut, sehingga produk kelapa sawit dari Riau dapat lebih bersaing di pasar global.
Direktur APSSI, Yazid Fauzi menegaskan, bahwa pelaksanaan sertifikasi RSPO dan ISPO adalah salah satu program utama APSSI yang berfokus pada advokasi petani swadaya di wilayah Indragiri Hulu. “Harapannya, dengan sertifikasi tersebut, petani memiliki nilai tawar yang lebih baik, baik secara nasional maupun global,” ujar Yazid.
Lebih lanjut, Yazid menjelaskan bahwa dampak dari sertifikasi ISPO dan RSPO bagi petani tidak hanya terbatas pada peningkatan nilai jual produk, tetapi juga mencakup terbentuknya kemitraan dengan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) terkait pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Kemitraan ini berkontribusi langsung pada harga jual Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit yang dihasilkan oleh petani swadaya, sekaligus mendorong terciptanya pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
BACA JUGA: Presiden Terpilih Prabowo Subianto Targetkan Swasembada Pangan dan Energi Berbasis Sawit
Dengan langkah konkret dari Dinas Perkebunan Provinsi Riau dan komitmen dari APSSI, masa depan industri kelapa sawit swadaya di Indragiri Hulu tampaknya semakin cerah. Dukungan ini tidak hanya memperkuat posisi petani dalam persaingan pasar global, tetapi juga menjadi fondasi bagi pertanian kelapa sawit yang lebih berkelanjutan di masa depan. (T2)
The post Petani Sawit Swadaya Anggota APSSI Siap Ajukan Sertifikasi ISPO dan RSPO, Dinas Perkebunan Riau Dukung Penuh appeared first on InfoSAWIT.