Kabupaten Bulungan Dorong Petani Sawit Terapkan Praktik Perkebunan Sawit Berkelanjutan

InfoSAWIT, BULUNGAN – Upaya Kabupaten Bulungan untuk menerapkan Pembangunan Rendah Karbon terus bergulir dengan berbagai inisiatif yang melibatkan sektor pertanian, terutama perkebunan kelapa sawit. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah mempersiapkan para petani agar mampu memenuhi standar perkebunan berkelanjutan yang diakui secara nasional maupun internasional.

Pelaksana Tugas (Plt) Asisten Dua Pemerintah Kabupaten Bulungan, Iwan Sugiyanta, menekankan pentingnya bagi petani kelapa sawit untuk menerapkan standar sertifikasi berkelanjutan seperti Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) dan Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO). “Dengan sertifikasi ini, kelapa sawit yang dihasilkan oleh petani kita dapat bersaing di pasar global dan nasional,” ungkapnya dalam keterangan resmi diterima InfoSAWIT, Kamis (29/8/2024).

Pelatihan ini diikuti oleh 60 penyuluh lapangan dan berlangsung selama lima hari, hingga 30 Agustus 2024. Program ini merupakan hasil kolaborasi antara Dinas Pertanian Kabupaten Bulungan dan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN). Materi pelatihan mencakup standar sertifikasi berkelanjutan serta informasi terkini tentang industri kelapa sawit. Diharapkan, para penyuluh yang telah dilatih akan mampu membantu pekebun kecil di Kabupaten Bulungan untuk memperoleh sertifikasi ISPO atau RSPO.

BACA JUGA: Harga CPO KPBN Inacom Pada Rabu (28/8) Cenderung Stagnan, di Bursa Malaysia Naik Tipis

Kabupaten Bulungan sendiri memiliki 25 perkebunan kelapa sawit (PBS) yang tersebar di sembilan kecamatan, dengan Kecamatan Sekatak sebagai wilayah dengan areal tanam terluas. Data menunjukkan bahwa hingga tahun 2024, sekitar 84% dari area tanam kelapa sawit dikelola oleh perusahaan, sementara 16% sisanya dikelola oleh pekebun kecil. Agar pembangunan perkebunan tetap sesuai dengan tujuan berkelanjutan, Kabupaten Bulungan telah menetapkan Rencana Aksi Daerah Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAD KSB) 2023-2024 yang disahkan pada 17 November 2023.

Manajer Program Perkebunan Kelapa Sawit YKAN, Yohanes Ryan, menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk menutup kesenjangan kapasitas antara pekebun kecil dan perusahaan besar. Berdasarkan penelitian, terdapat kesenjangan produksi sebesar 61% pada pekebun kecil di Bulungan. “Produktivitas rendah ini disebabkan oleh berbagai faktor, baik agronomi seperti kualitas bibit dan kesuburan tanah, maupun non-agronomi seperti kekeringan, penyakit hama, dan praktik agronomi yang buruk,” kata Yohanes.

Selain faktor agronomi, produktivitas pekebun kecil juga dipengaruhi oleh pengelolaan kebun, pemeliharaan lahan, pemanenan, dan transportasi. Kendala lain yang dihadapi termasuk kepemilikan lahan, kompetensi teknis, modal, dan kewirausahaan. “Melalui pelatihan ini, kami berharap para penyuluh bisa membantu pekebun kecil mengatasi tantangan tersebut,” tambah Yohanes.

BACA JUGA: GAPKI: Produksi CPO Menurun, Ekspor Justru Melonjak pada Juni 2024

Selain peningkatan kemampuan teknis, pelatihan ini juga fokus pada pengembangan kompetensi dan kapabilitas penyuluh pertanian. Mereka akan dibekali dengan pemahaman tentang isu-isu perdagangan global dan pentingnya perlindungan lingkungan, termasuk pengelolaan lahan gambut dan hutan.

Gunawan Wibisono, Manajer Program Terestrial YKAN, menambahkan bahwa keberhasilan pelatihan ini akan membantu Kabupaten Bulungan mencapai visinya untuk menjadi daerah yang berdaulat pangan, maju, dan sejahtera. “Kami berharap, dalam lima tahun ke depan, ada pekebun kecil dari Bulungan yang berhasil mendapatkan sertifikasi berkelanjutan,” ujar Gunawan, mengakhiri sesi pelatihan dengan penuh harapan. (T2)

The post Kabupaten Bulungan Dorong Petani Sawit Terapkan Praktik Perkebunan Sawit Berkelanjutan appeared first on InfoSAWIT.

  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *